"Man jadda wa jada" adalah salah satu mahfudzoot (hafalan-hafalan) berkaitan dengan filosofi hidup yang sampai sekarang penulis masih ingat dan penulis aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau
teringat dengan kalimat itu, penulis teringat pula tentang kenangan waktu di
almamater tercinta (pesantren modern). Sehingga penulis bisa sampai seperti
sekarang ini.
Oleh karena itu wahai saudaraku
harga kesuksesan itu ditentukan tiga faktor utama yakni ;
1.
Keberanian bermimpi,
2.
Merencanakan apa yang kita impikan,
3.
Serta kesungguhan dan kegigihan
dalam bertindak (ACTION).
”Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.”(QS. Al-Ra`d [13]: 11).
Kali ini, Ada Cerita menarik yang saya share pada Anda. yang sangat Rugi jika Anda tidak membacanya sampai habis. Penasaran? Mari kita lanjut.
Ada seorang bapak tua yang setiap hari duduk di depan gubuknya dengan ditemani oleh anjingnya yang setia. Pada suatu hari, seorang pengembara mampir ke gubuknya dan ingin bertanya arah karena ia sedang tersesat. Melihat bahwa sang pengembara kelelahan, si orang tua mengajaknya untuk beristirahat sejenak.
Sambil menunggu orang tua itu menyediakan minuman, sang pengembara tiba-tiba dikagetkan dengan lolongan anjing yang begitu memilukan hati. Ia tidak mengerti alasan anjing itu melolong kesakitan. Ketika bapak tua keluar, anjing itu melolong sekali lagi.
Dengan penasaran sang pengembara bertanya kepada bapaktua itu, “Pak, mengapa anjing Bapak melolong begitu rupa? Apakah ia sakit?”
Bapak tua itu dengan tersenyum menjawab, “Oh, Bonny tidak sakit,ia melolong karena ia berbaring di atas sebuah paku.”
Si pengembara makin heran, “Sebuah paku? Mengapa ia tidakberdiri saja?”
Orang tua itu berpikir sejenak dan berkata, “Pengembara,walaupun paku itu terasa sakit bagi si anjing, kesakitannya belum mencapai kesakitan yang benar-benar menyakitkan sehingga membuatnya ingin langsung berdiri.”
Luar biasa! Sahabat, Makna apa yang dapat anda petik dari sekilas cerita di atas? Tahukah Anda kapan seseorang mengambil keputusan untuk berubah? Kejadian itu terjadi ketika ia merasa sudah tidak mampu menahannya lagi. Jarang orang dapat berubah karena mereka menyukainya, mereka pada akhirnya berubah karena mereka harus berubah.
Begitu banyak orang yang ’ingin’ berubah, Anda percaya? Jika Anda bertanya pada 1.000 yang Anda temui hari ini, “Apakah Anda ingin sukses?”
percayakah Anda bahwa 1.000 orang tersebut akanmenjawab dengan jawaban yang sama, YA?
Benar! Setiap orang ingin sukses. Setiap orang memiliki kelengkapan untuk mendapat kesuksesan. Namun, mengapa hanya sedikit orang yang bisa benar-benar meraihnya?
Ingatlah, sesuatu tidak akan berubah jika Anda tidak mengambil tindakan untuk berubah. Jangan menunggu sampai semuanya hancur baru Anda ingin berubah karena pada saat itu mungkin sudah terlambat. Mirip seperti kisah anjing tadi, banyak orang yang melewatkan hari-harinya dengan mengeluh dan mengeluh mengenai keadaan hidupnya, kurangnya uang yang dimiliki, bahkan tentang mimpi-mimpi lamanya yang mulai pudar dimakan waktu.
Seperti sang anjing, orang-orang itu meraung-raung kesakitan akan paku kehidupan tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya. Mereka merasa tidak bahagia, tetapi belum sampai terdesak untuk mengubah kehidupannya. Sayang, akhirnya sering kali mereka gagal seperti seekor kodok yang dipanaskan dengan suhu perlahan-lahan tanpa sadar mereka tidak mempunyai kekuatan lagi untuk melompat keluar dari impitan kehidupan ini.
Pada akhirnya, ada dua pilihan, yaitu tetap merasakan kesakitan paku itu dan terus mengeluh atau bangkit dan mengubah kenyataan hidup ini. Apakah anda menunda-nunda keputusan untuk ikut pelatihan atau segera bergerak. The choice is yours!
Seberapa besar rejeki yang kita inginkan,
itu sama dengan seberapa besar kita berani mengambil resiko
Kali ini, Ada Cerita menarik yang saya share pada Anda. yang sangat Rugi jika Anda tidak membacanya sampai habis. Penasaran? Mari kita lanjut.
Ada seorang bapak tua yang setiap hari duduk di depan gubuknya dengan ditemani oleh anjingnya yang setia. Pada suatu hari, seorang pengembara mampir ke gubuknya dan ingin bertanya arah karena ia sedang tersesat. Melihat bahwa sang pengembara kelelahan, si orang tua mengajaknya untuk beristirahat sejenak.
Sambil menunggu orang tua itu menyediakan minuman, sang pengembara tiba-tiba dikagetkan dengan lolongan anjing yang begitu memilukan hati. Ia tidak mengerti alasan anjing itu melolong kesakitan. Ketika bapak tua keluar, anjing itu melolong sekali lagi.
Dengan penasaran sang pengembara bertanya kepada bapaktua itu, “Pak, mengapa anjing Bapak melolong begitu rupa? Apakah ia sakit?”
Bapak tua itu dengan tersenyum menjawab, “Oh, Bonny tidak sakit,ia melolong karena ia berbaring di atas sebuah paku.”
Si pengembara makin heran, “Sebuah paku? Mengapa ia tidakberdiri saja?”
Orang tua itu berpikir sejenak dan berkata, “Pengembara,walaupun paku itu terasa sakit bagi si anjing, kesakitannya belum mencapai kesakitan yang benar-benar menyakitkan sehingga membuatnya ingin langsung berdiri.”
Luar biasa! Sahabat, Makna apa yang dapat anda petik dari sekilas cerita di atas? Tahukah Anda kapan seseorang mengambil keputusan untuk berubah? Kejadian itu terjadi ketika ia merasa sudah tidak mampu menahannya lagi. Jarang orang dapat berubah karena mereka menyukainya, mereka pada akhirnya berubah karena mereka harus berubah.
Begitu banyak orang yang ’ingin’ berubah, Anda percaya? Jika Anda bertanya pada 1.000 yang Anda temui hari ini, “Apakah Anda ingin sukses?”
percayakah Anda bahwa 1.000 orang tersebut akanmenjawab dengan jawaban yang sama, YA?
Benar! Setiap orang ingin sukses. Setiap orang memiliki kelengkapan untuk mendapat kesuksesan. Namun, mengapa hanya sedikit orang yang bisa benar-benar meraihnya?
Ingatlah, sesuatu tidak akan berubah jika Anda tidak mengambil tindakan untuk berubah. Jangan menunggu sampai semuanya hancur baru Anda ingin berubah karena pada saat itu mungkin sudah terlambat. Mirip seperti kisah anjing tadi, banyak orang yang melewatkan hari-harinya dengan mengeluh dan mengeluh mengenai keadaan hidupnya, kurangnya uang yang dimiliki, bahkan tentang mimpi-mimpi lamanya yang mulai pudar dimakan waktu.
Seperti sang anjing, orang-orang itu meraung-raung kesakitan akan paku kehidupan tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya. Mereka merasa tidak bahagia, tetapi belum sampai terdesak untuk mengubah kehidupannya. Sayang, akhirnya sering kali mereka gagal seperti seekor kodok yang dipanaskan dengan suhu perlahan-lahan tanpa sadar mereka tidak mempunyai kekuatan lagi untuk melompat keluar dari impitan kehidupan ini.
Pada akhirnya, ada dua pilihan, yaitu tetap merasakan kesakitan paku itu dan terus mengeluh atau bangkit dan mengubah kenyataan hidup ini. Apakah anda menunda-nunda keputusan untuk ikut pelatihan atau segera bergerak. The choice is yours!
Seberapa besar rejeki yang kita inginkan,
itu sama dengan seberapa besar kita berani mengambil resiko
0 komentar:
Posting Komentar