Muhammad
Rasulullah Saw tidak diutus untuk menghapus kebathilan dengan
kebathilan, menghapus sikap permusuhan dan menggantikannya dengan
permusuhan yang sama, tidak mengharamkan sesuatu di suatu tempat dan
menghalalkan di tempat lain. Dan tidak pula mengganti kekuasaan suatu
bangsa dan menggantikannya dengan kekuasaan bangsa lain.Beliau tidak
diutus sebagai pemimpin nasional atau tokoh politik, dan tidak menarik
keuntungan bagi diri sendiri. Beliau tidak pula mengeluarkan rakya dari
kekuasaan Persia dan Romawi guna dimasukkan kepada kekuasaan ‘Adnan dan
Qathan; tetapi Beliau diutus kepada segenap manusia sebagai pembawa
kabar gembira (Basyir) dan memberi peringatan (Nadzir). Untuk mengajak
manusia kembali kepada kebenaran Allah dan untuk menyembah Allah Yang
Maha Esa, dan mengeluarkan manusia dari kepengapan dunia kepada
kebahagiaan dunia dan akherat, dari kezholiman agama2 yang telah
diselewengkan kepada keadilan Islam, untuk menyeru manusia supaya
berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Jika Rasulullah Saw hanya sekedar pemimpin nasional yang memimpin
bangsanya seperti para pemimpin politik yang ada di dunia. Kalau begitu
tentu sudah dipancangkannya bendera yang di bawahnya bernaung kabilah
Quraisy dan kabilah Arab lainnya. Tentu sudah didirikannya pula
pemerintahan Arab yang kuat dan bersatu, di mana beliau sendiri yang
akan bertindak sebagai kepalanya.
Sudah tentu pula Abu Jahl bin Hisyam, ‘Uthbah bin Rabi’ah dan lain2
musuh Islam, akan mempelopori orang2 Arab untuk bernaung dan berhimpun
di sekitar bendera nasional. Dan tentu mereka akan berperang mati2an
membela bendera itu dan mengagungkannya sebagai lambang kepemimpinan.
Bukankah orang2 seperti mereka itu menyaksikan dan percaya bahwa
Muhammad itu orang yang tidak pernah dusta dan sangat jujur? Bukankah
melalui ucapan ‘Uthbah mereka mengatakan kepada beliau- dan ketika itu
mereka belum mengenal himbauan politik: “Jika engkau Muhammad
menginginkan kepemimpinan, kami siap memancangkan panji-panji kami
untukmu dan engkau akan menjadi pemimpin kami selama hidupmu”. (Al
Bidayah Wan-Nihayah, Jil. 3 Hal. 43, Ibnu Katsir).
Kalau soalnya demikian, Nabi Saw tentu sejak saat itu sudah akan
dapat merobohkan negara Persia dengan mengerahkan pasukan2 berkudaArab
yang terkenal tangkas dan gagah berani. Dunia Arab pasti akan dapat
dibebaskan dari kekuasaan asing (Persia) yang selama itu
memperlakukannya secara zhalim , dan tentu dapat dimenangkan dari
musuh2nya sehingga dapat memancangkan bendera lambang kebesaran Arab di
dataran Persia dan Romawi. Kemudian sekurang2nya Nabi Muhammad Saw tentu
akan mengubah arah penaklukannya ke Yaman, Habasyah atau negeri2
tetangga lainnya untuk kemudian digabungkan kedalam pemerintahannya yang
baru lahir.
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiyaa’: 107).
(By: Abu Syifa ‘Asr)
0 komentar:
Posting Komentar